Pada saat itu kami sepulang dari kuliah berniat untuk
mewawancarai tukang angkot. Kami
langsung memberentikan tukang angkot
dan kami mewawancai tukang angkot tersebut. Kami bertanya-tanya tentang
beliau. Beliau bernama pak Udin , beliau berumur 35 tahun, dia mempunyai satu
(1) orang istri dan satu (1) orang anak,
beliau bertempat tinggal di daerah Batu Ceper, beliau menarik angkot setiap
hari dengan menggelilingi pasar anyar dan lapangan Ahmad Yani. Kemudian kami pun bertanya-tanya tentang perekonomian beliau, lalu beliau pun mengeluh tentang harga
barang pokok yang semakin hari semakin naik serta BBM yang sebentar lagi naik
juga, sedangkan Pak Udin pun mendapatkan
uang hasil menarik angkot sekitar Rp. 200.00 perhari, itu pun belum penghasilan
bersih, pak Udin masih membutuhkan uang untuk membeli bensin, dan menyetorkan
uang hasil menarik angkot untuk si pemilik angkot. Pak Udin masih mengontrak
dan membutuhkan uang untuk membayar kontrakan perbulannya, dan pak Udin juga
harus membiayai anak nya yang masih bersekolah. Untuk membeli kebutuhan
sehari-haripun cukup tidak cukup harus di cukup-cukupi, sedangkan yang menarik
angkot bukan hanya pak Udin,.Pak Udin sempat bingung, jika BBM benar-benar akan
dinaikan, bagaimana pak Udin mengatur keuangannya untuk kehidupan sehari-hari.
Sebelum kami turun dari angkot pak Udin, pak Udin pun berpesan
kepada kami, bahwa berapapun rezeki yang diterima, tetaplah harus bersyukur.
Apapun keadaanya rezeki telah diatur oleh Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar